Thursday, May 10, 2012

Insight of Sukhoi Super Jet 100 crash in Indonesia


Jika ada yang bertanya apa kabar Indonesia dua hari terakhir, jawabannya adalah dipenuhi oleh berita kecelakaan pesawat Sukhoi Super Jet 100 yang sedang melakukan joy flight, namun kontak radar menghilang di Gunung Salak, Bogor dan bangkai pesawat ditemukan satu hari kemudian. Penumpangnya? Tim SAR belum dapat menerobos ke lokasi tebing gunung salak. Yah, tentu kita berharap agar para korban dapat segera ditemukan, baik dalam keadaan hidup maupun tidak.
Kejadian kecelakaan pesawat bukanlah hal yang baru terjadi di Indonesia. Namun, peristiwa ini menjadi menarik karena pesawat Sukhoi SJ100 terbang di Indonesia dalam rangka joyflight, atau test drive bagi maskapai penerbangan (airlines) calon pembeli, yang mana tentu saja terbang dalam keadaan sangat prima dengan kru kabin yang terbaik. Berarti kesimpulan sementara, yang tentu saja tanpa bermaksud mendahului proses investigasi, kecelakaan ini bukan karena faktor teknis mesin pesawat atau bukan juga karena faktor kesalahan manusia (human error). Lalu, karena apa? Jawabannya, yah tentu saja kita masih perlu menunggu hasil investigasi KNKT (Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi). Yang paling mungkin, kecelakaan terjadi karena faktor cuaca. Kemudian kalau kita mencoba bersikap kritis lagi, apa pihak bandara tidak mampu meramalkan keadaan cuaca sebelum pesawat melakukan take-off? Atau setidaknya memberi peringatan dini untuk tidak terbang pada daerah tertentu atau ketinggian tertentu? Kenapa cuaca, kehendak alam masih menjadi “kambing hitam” atas terjadinya kecelakaan pesawat?
Kata ayah saya, di sekitar lokasi kejadian Gunung Salak, Bogor atau di sekotar daerah Sukabumi, pernah juga terjadi kecelakaan yang waktu itu memakan korban jiwa putra seorang Gubernur Jawa Tengah Suwardi yang akan lulus sekolah pilot, sekitar tahun 90-an. Ini sekadar intermezzo.
Kembali ke topic kita, peristiwa ini menjadi sedemikian di-blow up karena juga menyangkut kepentingan Rusia. Dari hasil interview dengan pihak Rusia, ada semacam kekuatiran tersendiri yang melanda mereka atas masa depan pesawat Sukhoi SJ100. Ini wajar, sebagai penjual mereka kuatir calon pembeli akan menilai produk pesawat mereka tidak bagus, belum apa-apa sudah kecelakaan, dsb. Itu kesan pertama yang saya tangkap, bahwa mereka lebih kuatir akan persepsi buruk masyarakat atas Sukhoi Super Jet 100, daripada bersimpati terhadap para korban. Namun, kemudian pendapat saya tersebut meluntur, ternyata kemudian pihak Rusia mengirim KNKT Rusia, selain para jurnalisnya, sebagai bentuk tanggung jawab dan rasa persaudaraan terhadap pemerintah RI, yang mana sebagian besar warganya menjadi korban.
Akhir kata, kita berharap, semoga para korban cepat ditemukan oleh tim SAR, itu saja dulu. Sembari kita tetap berdoa pada Yang Maha Mendengar. Sekian dulu tulisan saya, kita lanjut besok-besok.


No comments:

Post a Comment